Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Berbagi Pengalaman Program Pertukaran Pelajar di Leuven, Belgia

Leuven, Belgia - Aulia, mahasiswa pascasarjana dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, baru saja merayakan empat bulan masa studinya di KU Leuven, Belgia, dalam rangka program pertukaran pelajar. Meskipun waktu yang terbilang singkat, Aulia mengaku telah menemukan banyak hal baru dan berharga yang mengubah pandangannya terhadap dunia, terutama dalam hal akademik, sosial, dan budaya.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Leuven, Aulia merasa terpesona oleh suasana kota yang asri dan penuh sejarah. Terletak di kota kecil yang sebagian besar bangunannya dikelola oleh KU Leuven, universitas ternama di Eropa, Aulia merasa seperti berada dalam dunia yang dulu hanya bisa ia saksikan lewat layar kaca. “Leuven adalah kota yang sangat nyaman untuk berjalan kaki, dengan udara yang bersih dan jauh dari polusi,” ungkap Aulia, yang mengungkapkan kekagumannya pada suasana kota yang begitu berbeda dengan kota-kota besar di Indonesia.

Di bidang akademik, Aulia mengikuti beberapa mata kuliah yang memperkaya pengetahuannya, sepertiMuslim in EuropedanModern Muslim Trends and Thinkers. Dalam kelasMuslim in Europe, Aulia belajar tentang sejarah kedatangan masyarakat Muslim ke Eropa dan interaksi antara mereka dengan masyarakat lokal. Sementara itu, kelasModern Muslim Trends and Thinkersmembuka wawasan Aulia tentang pemikiran tokoh-tokoh Muslim kontemporer yang berpengaruh, seperti Yusuf Qardhawi, Amina Wadud, dan Sayyid Qutb. Diskusi yang terjadi dalam kelas dengan teman-teman dari berbagai negara memberi perspektif baru bagi Aulia tentang dunia Islam.

Selain kuliah, Aulia juga merasakan dukungan yang kuat dari teman-teman internasional dan komunitas Indonesia yang ada di Leuven. Di asrama, Aulia bertemu dengan mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Meksiko, Chile, Spanyol, dan Bangladesh, yang memberikan pengalaman sosial yang beragam. “Kami sering berbagi cerita tentang budaya masing-masing, dan salah satu topik yang selalu menarik adalah soal makanan halal dan ritual sholat,” kata Aulia.

Organisasi-organisasi mahasiswa seperti PPI Leuven dan KPMI Leuven juga memberikan banyak dukungan dalam proses adaptasi Aulia. Kegiatan-kegiatan keislaman yang rutin diadakan oleh IMSAL (International Muslim Students’ Association of Leuven) juga menjadi tempat bagi Aulia untuk menjaga spiritualitas dan terhubung dengan sesama mahasiswa Muslim.

Di luar kegiatan akademik dan keagamaan, Aulia juga mengikuti berbagai kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh KU Leuven, seperti International Dinner dan penggalangan dana Palestina. Kegiatan-kegiatan tersebut memberi kesempatan bagi Aulia untuk berinteraksi dengan mahasiswa internasional lainnya, memperluas jaringan, dan belajar lebih banyak tentang budaya negara-negara lain.

Bagi Aulia, pengalaman satu semester di Leuven tidak hanya memberikan dampak besar pada sisi akademik, tetapi juga memperkaya pemahamannya tentang toleransi, keberagaman, dan nilai-nilai kemanusiaan. “Berada di sini sebagai seorang minoritas, saya belajar untuk lebih menghargai perbedaan dan menyadari bahwa perbedaan itu justru membuat dunia kita lebih berwarna dan menyenangkan,” tutup Aulia.

Dengan berakhirnya masa pertukaran pelajar ini, Aulia merasa lebih siap untuk mengaplikasikan pengalaman dan wawasan yang didapatkan di Leuven untuk pengembangan diri dan kontribusinya di Indonesia.